.ico)
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortkultura Kota Pagaralam Jumaldi Jani SP melalui Kabid Tanaman Pangan Mamat SP mengatakan, benih subsidi ini sudah dinikmati petani sejak dua bulan lalu atau Mei lalu. “Sejak Mei lalu permintaan benih subsidi jenis Mekongga mencapai 50 ton namun baru terealisasi sekitar 25 ton, selebihnya akan kembali didistribusikan kepada kelompok tani usai lebaran nanti,” tukasnya, kemarin (17/7).
Disinggung mekanisme untuk mendapatkan benih subsidi ini? Jawab Mamat, petani terlebih dahulu mengisi Daftar Usul Pembelian Benih Subsidi (DUPBS). Daftar ini sama halnya permintaan pupuk subsidi melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Tak terlepas akan dilakukan pengecekan oleh penyuluh. “Distribusi benih subsidi melalui DUPBS ini nantinya akan diawasi langsung petugas dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sumsel,” katanya.
Hanya saja, sedikit disayangkan untuk pilihan benih baru sebatas varietas Mekongga. Padahal, banyak petani lebih berminat benih padi varietas lain salahsatunya Inpari (intensifikasi padi irigasi) dengan pilihan sekitar 33 jenis yang merupakan benih unggul hasil pemulya (silangan, red). “Untuk pilihan benih petani baru bisa membeli benih Mekongga belum ada pilihan benih lain,” ungkapnya seraya mengatakan adapun keunggulan benih subsidi ini juga lebih tahan serangan hama tertentu semisal blast, penggerek batang, dan wereng.
Sekitar 1.600 hektar atau sekitar 65 persen petani di pagaralam sudah menikmati atau mereka yang sudah tergabung dalam kelompok. “Tidak mudah untuk mendapatkan benih subsidi yang harga HETnya Rp.2.200 perkg jika dibandingkan benih non subsidi yang dijual eceran dibandrol Rp.10.000/kg ketentuan harga ini mengacu SK Menteri No
02/KPTS/SK.120/01/2014 tentang penetapan HET harga benih padi subsidi,” ujar Mamat seraya mengatakan sejauh ini pengguna benih subsidi ini baru sebatas petani yang tergabung dalam selolah lapang (SLPTT).
